Menanggapi isu bom yang lagi ramai, saya tiba-tiba teringat slogan khas kota Samarinda: TEPIAN (Teduh, Rapi, Aman, dan Nyaman).
Memang agak sulit menyebut Samarinda sebagai kota yang "aman". Karena bukan lagi rahasia umum, bahwa kriminalitas cukup tinggi ratingnya. Tapi tidak dipungkiri juga, kota ini adalah kota yang "nyaman". Artinya, kerukunan beragama sangat terjaga. Toleransi sangat tinggi.
Kasus pelemparan bom berjenis molotov, di gereja Oikumene tersebut, tentu saja menyita perhatian. Apalagi, sang pelaku memakai kaos bertulis "Jihad". Kalau tidak berpikir panjang, bisa saja kita mengambil kesimpulan, bahwa ini adalah perseteruan antar agama. Astagfirullah hal 'adziim. Ayo, lupakan soal berpikir pendek dulu ya.
Pertama, tersangka bukan penduduk lokal. Adalah pindahan daerah lain, yang kebetulan bermukim di daerah Loa Janan Ilir. Kedua, tersangka pernah melakukan hal yang sama di ibu kota. Dengan hukuman pidana berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat nomor : 2195 / pidsus/2012/PNJKT.BAR tanggal 29 Februari 2012 dengan hukuman 3 tahun 6 bulan kurungan.
Dalam hal ini, tidak ada sama sekali perseteruan antar agama. Karena di daerah tersebut baik-baik saja. Bahkan, salah satu sumber yang saya baca, saat kejadian perkara, berkumpul juga orang-orang berpeci dan berpakaian putih-putih. Mereka saling ngobrol dan tidak mengungkit hal-hal SARA.
Tempat kejadian perkara |
Jadi, kasus tersebut bisa dikatakan murni hanya ingin merecoki kenyamanan para warga. Sekaligus menguji tingkat toleransi. Sayang, masyarakat Samarinda sangat paham hal ini. Karena kalau mau merasa "nyaman" di kota Tepian, salah satunya harus pandai menjaga kerukunan beragama.
Terakhir, saya dan kalian tentu akan setuju. Bahwa pelaku harus dihukum hingga akar-akarnya. Sesuai dengan perbuatannya. Apalagi, ada korbannya anak-anak yang diantaranya terkena luka bakar hingga 70%. Sehingga dirujuk ke rumah sakit umum, dan sementara lainnya dirawat di rumah sakit Samarinda Seberang.
Terima kasih buat warga yang turut membantu pelaku yan sempat lari. Dan spesial buat polisi yang luar biasa kerjanya. Karena kurang 24 jam, sebagian komplotannya sudah ketemu. Dan buat sahabat saya sekalian, hati-hati menanggapi isu sensitif seperti ini. Bijaklah dalam mengolah sebuah isu. Bacalah sumber-sumber yang valid. Sehingga tidak menambah gaduh.
Ebid Salam
14 November 2016