Tidak perlu khawatir, jika si mantan kembali menggoda. Lupakan. Ini sudah 2017. Tugas kita adalah terus memperbaiki diri dan mengejar cita-cita yang semula kita canangkan.
Namun, untuk menjadi orang baik saat ini, kita benar-benar harus belajar banyak hal. Termasuk melek akan media. Ya, ini penting sekali. Karena sekalipun kalian terkenal baik budinya tetapi latah terhadap media, maka, sangat bisa diprediksikan kalian akan tersesat. Jauh, sejauh mata memandang.
Saya banyak berteman dengan orang-orang baik. Tetapi ketika dia mendapatkan sebuah berita di social media, dengan mudahnya itu berita disebar. Padahal belum tentu berita itu benar. Bisa saja hoax.
Salah satu contohnya yang banyak teman saya terjebak yaitu, ketika ada aksi Binneka Tunggal Ika pada 04 Desember 2016 lalu, ada sebuah gambar yang mengatakan bahwa jumlah massa mencapai 100 juta orang.
Kalau dipikir-pikir, secara logika saja, ini tidak masuk akal. Meskipun metro tv banyak beritanya menyudutkan umat Islam, kita harus memahami bahwa metro tv ini berstatus nasional. Dan tentu saja tidak mengabaikan Ejaan Yang Dibenarkan (EYD).
Sumber : Istimewa |
Beberapa hari setelah gambar itu menjadi viral, muncul sebuah klarifikasi dari metro tv bahwa berita yang tersebar itu adalah hoax, maka menyesallah teman-teman saya yang ikutan nge-share.
Parahanya, ada saja salah satu diantaranya nyeletuk:
Nggak enakkan, kalau berita kalian (metro tv,red) dipelintir. Makanya jangan bikin berita yang menyudutkan Islam!”
Komentar diatas sangatlah berbahaya. Secara tidak sadar, yang berkomentar telah menuduh umat Islam itu sendiri sebagai pelaku mengeditan gambar. Padahal, yang mengedit gambar tersebut adalah orang yang berada didalam barisan yang membuat klarifikasi.
Mereka sengaja mengedit gambar tersebut. Lalu dibumbuhi caption yang bermacam-macam. Kemudian di share ke social media secara massif. Sehingga, yang latah terhadap media dengan mudahnya ikut nge-share.
Jika hal demikian sudah terjadi, hanya soal waktu akan muncul klarifikasi. Bahwa berita yang tersebar itu adalah hoax. Dan pendukung yang membuat klarifikasi kembali secara massif mengatakan social media begini: “Dasar tukang fitnah”
Nah jangan salahkan kalau diantara kita disebut tukang fitnah, karena kejadian seperti diatas tidak kita pahami.
Bagaimana, sudah paham permainan diatas? Baiklah, kalau kalian masih bingung, saya akan beri contoh kembali.
Pada Aksi Bela Islam III pada 02 Desember 2016, ada gambar hoax yang juga massif di share oleh orang-orang latah. Dalam gambar tersebut, ada tulisan Allah pada barisan kaum muslimin. Perhatikan gambar berikut:
sumber : istimewa |
sumber : Istimewa |
Sebelumnya, ada juga gambar hoax peserta longmarch dari ciamis yang massif dishare oleh orang-orang latah. Padahal, gambar tersebut jelas sekali letak hoax-nya. Lihatlah, mana ada orang Ciamis mirip orang seperti gambar berikut:
Sumber : Istimewa |
Diatas hanya beberapa contoh dari sekian berita hoax yang sengaja dishare dengan tujuan tertentu. Maka, mulai sekarang lupakan mantan dan mari melek media.
Melek media itu gampang kok. Cukup pahami esensi dari tabayyun. Insya Allah tidak akan terjebak lagi.
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6]”
Berikut adalah gambar bagaimana menyikapi sebuah berita:
Sumber : Istimewa |
Semoga bermanfaat ya. Jika berkenang, silahkan bantu share agar orang-orang latah berkurang di era modern ini.
Ebid Salam
Samarinda, 08 Januari 2017