Basah-basahan di Lokasi Banjir

Terjun ke lokasi banjir itu memeng seru. Bisa melihat langsung aktifitas masyarakat setempat. Pun bisa mengetahui apa kebutuhan mereka saat ini"
Bang Dzafir sama Bang Firman
Lokasi banjir yang kami kunjungi pada 07 April kemarin, berada di Jl Kesehatan Dalam. Daerah Samarinda Utara. Semakin masuk ke dalam, semakin dalam airnya. Rumah-rumah di dataran rendah terendam. Bahkan terlihat pula beberapa rumah yang tinggal atapnya saja.

Beruntung, dalam kunjungan kami kali ini ada warga yang bersedia meminjamkan perahu untuk mengangkut makanan yang akan dibagikan ke warga. Kami sih nggak mengapa basa-basahan, yang penting makanan tetap terjaga nilai gizinya.
Siap diantar
Disela-sela perjalanan membagikan makanan, Febri, salah seorang rekan terprosot. Jadi deh dia basah kuyup hingga dada. Ponsel pintarnya yang baru dibeli jadi korban. Semoga menjadi amal terbaiknya, ya. Kita doakan.
Nah ini orangnya.. hehe
Beberapa saat kemudian, rombongan kami berpencar. Agar pembagiannya merata dan tidak memakan waktu terlalu lama. Maklum, sampai ke lokasi banjir ini perlu perjuangan. Niat hati ingin menghindari titik macet, malah terjebak macet lebih parah. Kami berangkat selepas Ashar, sampai sekitar pukul 17:30 WITA. Mungkin lain kali, kita ambil saja jalur yang emang macet itu kali ya, karena pasti banyak yang menghindari jalan itu, hehe.
Dorong perahu
Penyerahan bantuan secara simbolik
Masih Lanjut
Salah seorang warga yang kami jumpai menuturkan, bantuan untuk korban banjir masih minim perhatian. Bahkan katanya, baru kali ini mendapatkan bantuan berupa makanan. Padahal, Banjir sudah terjadi empat hari sebelumnya.

Warga tersebut menuturkan, selain makanan warga juga membutuhkan perlengkapan bayi macam pempes, dan minyak telon. Selain itu, baju juga masih dibutuhkan. Mengingat, baju sebagian warga hanyut. 

Pindah ke lokasi lainnya, kami menemukan posko kesehatan. Tempat ini juga dijadikan tempat mengungsi. Ada sekitar lima kepala keluarga disini. Menurut ketua RT setempat, warga juga masih membutuhkan supply air bersih, obat-obatan, hingga lampu petromaks.
Ketemu teman-teman Dompet Dhuafa
Lokasi ini emeng salah satu daerah yang rawan terkena banjir. Secara, ia berdekatan dengan sungai karang mumus. Seperti kita ketahui, salah satu penyebab banjir adalah sungai karang mumus yang belum dikelolah secara maksimal.

Menunggu…
Saya dan Febri memilih naik motor untuk menuju lokasi banjir. Sementara rombongan lainnya memakai mobil. Beberapa saat setelah keberangkatan, saya dan Febri menunggu rombongan lainnya di Jalan S Parman. Rencananya, kami ingin ikut mereka karena terjebak banjir.

Lama kelamaan kok itu mobil nggak dating-datang ya. Akhirnya, kami asyik sendiri. Jepret sana, jepret sini hingga memakan waktu yang cukup lama.
Senangnya bermain
Aksis bentar, di Jl S Parman
Anak-anak pada asyik
Apakah mereka terjebak macet? Iya, mereka terjebak. Tapi tidak dijalur S Parman. Melainkan di Jl PM Noor. Mereka berdalih, kalau lewat sana, akan cepat sampai. Tapi kenyataannya nggak seperti itu. Ternyata justru disanalah letak macet yang panjang seperti saya jelaskan paragraf sebelumnya.

Kunci Nggak Ada di Kantong
Setelah selesai penyaluran, kami akhirnya pulang. Namun, Febri harap-harap cemas. Pasalnya, kunci tidak ada di kantong. Apakah hilang saat dia terprosot? Saya ikutan cemas.

Kemungkinan itu masuk akal. Saat kamu jatuh, benda dikantong celanamu kemungkinan ikut jatuh kecuali emang disimpan dengan hati-hati. Masalahnya, Febri tidak ingat, dimana kunci itu ditaruh.

Hingga perjalanan sampai motor, ternyata kunci dia ada di jok motor. Alhamdulillah, nggak ada yang coba-coba mencuri itu motor. Mengingat Samarinda termasuk kota yang rawan akan pencurian. Jangankan ditempat sepi, di tempat ibadah saja si pencuri berani ngambil. 

Jiwa Sosial…
Setiap manusia mempunyai jiwa sosial meskipun level kepekaannya berbeda-beda. Itulah mengapa ketika ada musibah, kita ikut terenyuh. Bersimpati. Kecuali hatinya emeng udah gelap.

Keikutsertaan saya di lokasi banjir ini, memang merupakan tuntutan pekerjaan sebagai bidang media dan dokumentasi di LAZ DPU Kaltim. Tapi lebih dari itu, saya sangat sedih karena tidak seharusnya mereka mendapat cobaan begini jika penanganan banjir di Samarinda baik.

Mari kita berikan sumbangsi untuk kota Samarinda. Bisa dengan membantu masyarakat yang terkena bencana. Kalau belum bisa, maka doakan saja. Tapi doa yang terbaik.

Ebid Salam
Samarinda, 08 April 2017