Penuh. Situasi ini membuat saya pusing, karena saya tidak bebas memilih dimana harus duduk. Pada akhirnya menyesal kenapa pula tidak membeli tiket di awal-awal. Namun, disisi lain saya bersyukur karena film Surga yang Tak Dirindukan 2 banyak peminat. Kita doakan, semoga film Islami tetap eksis di layar bioskop.
Membludak bro. Sehingga saya harus duduk terpisah dengan teman yang saya ajak |
“Mbak, bawa tissue nggak? Filmnya sedih loh. Entar nangis” Itu pertanyaan saya beberapa menit kemudian, ketika saya duduk ditempat yang saya pilih.
Orang yang saya ajak bicara geleng-geleng sambil ketawa. Dan ketika filmnya selesai, dianya ternyata nangis beneran. Sementara yang bertanya tadi hanya bisa menahan tangis.
Nonton dengan baju Asmanadians itu rasanya gimana gitu... |
Surga yang Tak Dirindukan 2 ini memang film sedih. Hampir semua seisi studio terisak. Selain itu, film ini banyak mengandung nilai dakwah yang disertai humor segar. Dan saya tidak bisa jelaskan disini. Silahkan tonton ya, hehe. Atau kalau tidak bisa ke bioskop, saya sarankan beli bukunya saja.
Sinopsis film Surga Yang Tak Dirindukan 2 bercerita tentang Arini yang bertemu dengan Meirose, tanpa sengaja pertemuan itu membuat Meirose menjadi ragu atas pilihan hidupnya selama ini telah dia jalani. Arini yang begitu tulus mengasihi Akbar dan dirinya, dan berharap suatu saat Meirose mau kembali kepada Pras. Mereka telah menjadi keluarga. Apalagi saat sosok Pras muncul kembali dihadapannya, Meirose tak mampu mengingkari bahwa cintanya pada pria bijak itu masih sangat besar dilubuk hatinya. Bahkan Arini juga didukung oleh Nadia, mereka bekerja keras untuk menarik Meirose kembali.
Meirose berada pada kondisi bingung, apakah ia harus maju pada kehidupannya yang baru, dimana dia tidak tahu akan menjadi seperti apa, atau dia harus mundur pada kehidupannya yang lama, yang telah dia lupakan selama ini, namun memberi janji yang lebih pasti bagi masa depannya.
Mengapa Arini kembali menggebu-gebu meminta kepada Meirose untuk kembali dalam kehidupan rumah tangganya yang terharmonis itu? Bagaimanakah sikap Pras, akankah dia mau menerima Meirose kembali? Disisi lain, dia sendiri meragukan dirinya, apakah dia mampu untuk bersikap adil dalam berpoligami? Dan Siapa itu Dokter Syarief (Reza Rahardian) yang tiba-tiba muncul di tengah masalah yang sedang mereka hadapi?
Surga Yang Tak Dirindukan 2 movie adalah sebuah film drama Indonesia yang digarap oleh rumah produksi MD Pictures. Film ini diadaptasi dari Novel berjudul sama karya Asma Nadia. Film Surga Yang Tak Dirindukan 2 diproduseri oleh Manoj Punjabi dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo, sementara naskah cerita ditulis oleh Alim Sudio, Hanung Bramantyo dan Manoj Punjabi.
***
Tapi sebelum nonton, atau beli bukunya, nonton dulu Surga Yang Tak Dirindukan 1. Filmnya tersedia di google. Atau kalau tidak mau repot, silahkan bukan website vidio.com dan tulis Surga Yang Tak Dirindukan. Dan kalau tidak bisa streaming, lagi-lagi saya sarankan beli saja bukunya, hehe.
Tiket ketika nonton di Big Mall Samarinda |
With Brother Jusran |
Jika saya diberi kesempatan untuk menilai, dari angka 1-10, saya memberi nilai 9.5. Karena filmnya benar-benar wonderfull. Dan sebagai bocoran, saat ini saya sudah menonton ini film sebanyak empat kali. Juga merupakan film nomor dua yang paling banyak saya tonton. Yang pertama Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Kalau tidak salah, TKVDW sudah saya tonton sebanyak tujuh kali.
Sebagai penutup, saya hanya ingin mengatakan bahwa film Islam itu harus tetap di dukung agar bisa eksis di layar bioskop.
Mengapa kita perlu mendukung film baik di bioskop? Itu karena anak muda lebih banyak kumpul disini, selain sibuk di social media daripada di masjid.
Adanya film Islami di bioskop seharusnya kita dukung. Karena kalau tidak ada film macam ini, maka bioskop hanya akan diisi oleh film yang kalian tahu sendiri bagaimana kualitasnya.
Namun perlu juga digarisbawahi bahwa saya tidak menyuruh untuk stop menonton film selain Islami. Karena itu adalah hak segala manusia.
Jika kalian tidak mendukung film Islami, maka lebih baik diam daripada bikin gaduh. Apalagi jika kalian berprasangka buruk terlebih dahulu sebelum menontonnya.
Salah satu hobi saya memang nonton film di bioskop. Namun ketika ada film baik, dalam hal ini film Islami, saya akan berusaha untuk mendukungnya. Karena bagi saya, film seperti ini harus tetap ada di bioskop. Satu tiket insya Allah bermanfaat. Sama halnya dengan satu suara dalam pilkada atau sejenis itulah.
Well, semua terserah kalian bagaimana menanggapi tulisan ini. Bisa setuju bisa tidak.
Ebid Salam
Samarinda, 23 Februari 2017